home about

Senin, 05 Desember 2011

CERPEN

KESEDIHAN SETELAH KEPERGIANNYA
Malam  semakin  larut.  Udara  yang  berhembus  membuat kami  kedinginan.  Belum  lagi  gerimis  yang  membuat  suasana  tengah  malam  ini  menjadi  dingin, gelap,  dan  sunyi.  Tapi  ini  semua  tidak  mempengaruhi  kami  si empat saudara untuk  tetap  melakukan perjalanan ke sebuah tempat.  Tidak  ada  hal  yang  bisa  mempengaruhi  kami  untuk  membatalkan  perjalanan itu.  Hujan, petir, gempa,  tidak  ada  yang  bisa  membuat  kami  membatalkannya meskipun  hujan  turun  makin  deras  membasahi  kami.
Aku  kedinginan,  menggigil  di serang  demam.  Mataku  terasa  panas  dan  ingin  sekali  ku pejamkan.  Tapi  aku  harus  kuat.  Aku  harus  melanjutkan perjalanan malam ini.  Aku  harus  bisa  menjadi  orang  yang kuat.Untuk  Cinta,  aku  harus  bisa.
Hanya Cinta  yang  aku  punya.  Cinta  satu-satunya  alasan  yang  membuat  aku  bertahan  dalam  situasi  seperti  ini.  Cinta  satu-satunya  orang  yang  menghapuskan  air mataku  saat  aku  kehilangan  orang-orang  yang  aku  cintai.  Cinta  selalu  membuat  aku  tersenyum  meski  dia  sendiri  sulit  untuk  tersenyum  di depanku.  Aku  sangat sayang Cinta,  aku  tidak  ingin  dia  merasa  sendiri  setelah  kehilangan  ayah  dan  ibunya,  karena  dia  memang  tidak  sendiri.  Dia  masih  punya  aku  yang  akan  selalu  ada  untuknya.  Aku  akan  menjadi  seseorang yang  terbaik  untuknya.
Kepergian  ayah  dan  ibunya  memang  terlalu  cepat.  Mereka  meninggalkan Cinta  di sini di dunia ini,  membiarkan  Cinta hidup  tanpa  kasih  sayang  mereka  yang  masih  sangat  dia  butuhkan.  Cinta  masih  butuh  ayah  dan  ibu  untuk  membimbingnyaCinta  masih  ingin  mendengar  suara  ayah  dan  ibunya  yang  memanjakan  dirinya.  Ibunya  boleh  meninggalkan  Cinta  sendiri,  Tapi aku tidak akan meninggalkan Cinta sendiri.
Aku selalu  menghiburnya  dan  berkata  bahwa  dia  harus  kuat.  Dia harus  bisa  merelakan  kepergian  ayah  dan  ibunya.  Tapi Cinta  selalu  memanggil  ayah  dan  ibu  dalam  tidurnya.  Bintang  menangis  dalam  tidurnya  memanggil  ibu.  Air  mata terus  menetes  meski  matanya  masih  terpejam  dalam  tidur.  Bintang  merintih  memanggil  ibu  saat  sakit  di kepalanya  menyerang.  Aku  harus  kuat,  dan  ini  semua  untuk  Cinta.  Agar besok aku bisa melihat operasi pertama Cinta  besok  pagi.
Aku melesat  dengan  cepat  tanpa  memperdulikan  tetesan  air  hujan  yang  dingin.  Rasanya  seperti  jarum  yang  menusuk.  Bayang-bayang  wajah  Bintang  mulai  memenuhi  pikiranku.Aku  menambah  kecepatan  dan  melesat  di tengah  jalan  yang  lengang,  hingga  aku  tiba  di jalan  sekitar  perumahan  tempat  tinggalku  dan  Bintang.  Jalan  raya  depan  rumahku  selalu  menjadi  lintasan  balap  liar,  dan  hal  inilah  yang  membuatku  khawatir,  khawatir  jika  Cinta merasa terganggu dengan adanya balapan liar itu.
Keesokan paginya aku dan beberapa keluarga Cinta berangkat bersama ke Sebuah rumah sakit, aku melihat cinta cukup pucat,dan akupun memberi semangat pada cinta agar dia bisa kuat dan melalui operasi ini dengan lancar. Sesampainya di rumah sakit, aku segera keruangan Dokter dan bertanya agar Cinta segera di operasihari itupun operasi di lakukan,aku melihat Cinta cukup kesakitan,aku sedih melihatnya,tapi aku harus kuat melihat semua itu. Tak henti-hentinya aku berdoa,agar operasi berjalan lancar.
Beberapa jam kemudian operasi pun selesai,aku bersyukur karena operasi itu berjalan lancar. Aku sudah tidak sabar untuk melihat keadaan Cinta. Lalu tahu-tahu dia membuka matanya. Dia menatap persis kepadaku,aku melongo memandanginya. Tidah tahu harus berbuat apa. Kufikir aku harus memanggil keluarga Cinta,tapi aku tidak bisa bergerak. Seolah-olah Cinta ingin aku malakukan sesuatu, atau mengatakan sesuatu, dan aku tidak tahu apa maunya.
“Tak apa.”kataku.
Cita terus menerus memandangiku. Lalu,sekoyong-koyong, dia tersenyum.bukan hanya tersenyum malah. Dia nyengir. Cengiran lebar dari kuping ke kuping. Dia kelihatan sangat senang,sampai-sampai aku jadi balas tersenyum,tanpa menyadarinya.
Kemudian kedua matanya terpejam dan tubuhnya kembal relaks.
Aku masih tetap duduk di kursi rumah sakit yang terbuat dari plastik hitam itu,di samping tempat tidur Cinta. Aku tahu seharusnya aku keluar memanggil keluarga cinta atau perawat atau siapa saja, tapi aku tidak melakukannya. Aku hanya duduk di situ, diam dan dekat di sampingnya,sampai mereka semua datang kembali.
Aku bertanya-tanya apakah Cinta dalam kedaan koma atau hanya tertidur. Mungkin koma,pikirku.kita tidak bisa mendengar suara orang lain ketika tidur,kan? Kira-kira apa yang terjadi kalau aku mengguncang-guncangkan tubuhnya dan berteriak sekeras mungkin,”Bangun!”?
Mungkin Cinta akan membuka matanya,munkin juga tidak.
Aku duduk di kursi itu, tapi tidak menggenggam tangannya, aku merasa sangat bodoh duduk di situ. Memang, mestinya aku tidak merasa begitu, tapi mau bagaimana lagi? Aku sangat penasaran apakah dia bisa melihat kami, atau mendengar suara kami. Kalau ya,aku berani bertaruh dia pasti akan menertawaiku.
__________^_^__________
Cinta meninggal pas 2 tahun setelah operasi itu. Cinta meninggal di rumah sakit dengan tenang dalam tidurnya. Dia sama sekali tidak merasakan sakit.
Cinta dimakamkan hari ini. Aku dan keluargaku ikut hadir. Aku belum pernah mengikuti pemakaman, jadi aku sangat tidak tahu apa yang harus aku lakukan di sana. Kubayangkan semua orang menangis dan berpakaian hitam. Cinta sangat suka sekali dengan warna itu.
__________^_^__________
Aku tidak bisa tidur lama sejak meninggalnya Cinta. Aku merasa sangat lelah,tapi aku tidak tidur.aku tetap terjaga dan memasang telinga. Aku mendengarkan suara-suara yang ditimbulkan oleh atap rumah. Aku mendengarkan suara tik-tik-tik hujan yang jatuh di atas atap. Aku memandangi bayangan-bayangan yang sudah sangat ku kenal dan mencoba mengingat-ingat benda-benda apa sajakah itu. Larut malam sekali, lalu sesuatu di dalam diriku serasa mengendur relaks,dan aku memejamkan mata,akupun tertidur.
Keesokan harinya aku tidak bangun dari tempat tidur. Aku hanya menangis dan menangis mengingat Cinta. Aku tidak bangun. Cuaca di luar sangat kelabu, dingin dan berhujan. Aku merasa aneh, berat, dan seperti benar-benar tidak sadar. Tulang-tulangku terasa sakit.
Aku bisa mengerti kalau semua manusia akan mati. Tidak ada orang yang mau hidup selama-lamanya. Aku pernah baca buku  tentang orang-orang yang hidup abadi dan mreka tidak terlalu senang. Mereka bosan, lalu menjadi tua, kesepian, dan sedih. Selain itu ada masalah-masalah lain yang bersifat praktis.
Aku bisa mengerti semua itu.
Tapi aku tidak mengerti mengapa Cinta secepat itu harus mati???????
INI SEMUA TIDAK ADIL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar