KESEDIHAN SETELAH KEPERGIANNYA
Malam semakin larut. Udara yang berhembus membuat kami kedinginan. Belum lagi gerimis yang membuat suasana tengah malam ini menjadi dingin, gelap, dan sunyi. Tapi ini semua tidak mempengaruhi kami si empat saudara untuk tetap melakukan perjalanan ke sebuah tempat. Tidak ada hal yang bisa mempengaruhi kami untuk membatalkan perjalanan itu. Hujan, petir, gempa, tidak ada yang bisa membuat kami membatalkannya meskipun hujan turun makin deras membasahi kami.
Aku kedinginan, menggigil di serang demam. Mataku terasa panas dan ingin sekali ku pejamkan. Tapi aku harus kuat. Aku harus melanjutkan perjalanan malam ini. Aku harus bisa menjadi orang yang kuat.Untuk Cinta, aku harus bisa.
Hanya Cinta yang aku punya. Cinta satu-satunya alasan yang membuat aku bertahan dalam situasi seperti ini. Cinta satu-satunya orang yang menghapuskan air mataku saat aku kehilangan orang-orang yang aku cintai. Cinta selalu membuat aku tersenyum meski dia sendiri sulit untuk tersenyum di depanku. Aku sangat sayang Cinta, aku tidak ingin dia merasa sendiri setelah kehilangan ayah dan ibunya, karena dia memang tidak sendiri. Dia masih punya aku yang akan selalu ada untuknya. Aku akan menjadi seseorang yang terbaik untuknya.
Kepergian ayah dan ibunya memang terlalu cepat. Mereka meninggalkan Cinta di sini di dunia ini, membiarkan Cinta hidup tanpa kasih sayang mereka yang masih sangat dia butuhkan. Cinta masih butuh ayah dan ibu untuk membimbingnya. Cinta masih ingin mendengar suara ayah dan ibunya yang memanjakan dirinya. Ibunya boleh meninggalkan Cinta sendiri, Tapi aku tidak akan meninggalkan Cinta sendiri.
Aku selalu menghiburnya dan berkata bahwa dia harus kuat. Dia harus bisa merelakan kepergian ayah dan ibunya. Tapi Cinta selalu memanggil ayah dan ibu dalam tidurnya. Bintang menangis dalam tidurnya memanggil ibu. Air mata terus menetes meski matanya masih terpejam dalam tidur. Bintang merintih memanggil ibu saat sakit di kepalanya menyerang. Aku harus kuat, dan ini semua untuk Cinta. Agar besok aku bisa melihat operasi pertama Cinta besok pagi.
Aku melesat dengan cepat tanpa memperdulikan tetesan air hujan yang dingin. Rasanya seperti jarum yang menusuk. Bayang-bayang wajah Bintang mulai memenuhi pikiranku.Aku menambah kecepatan dan melesat di tengah jalan yang lengang, hingga aku tiba di jalan sekitar perumahan tempat tinggalku dan Bintang. Jalan raya depan rumahku selalu menjadi lintasan balap liar, dan hal inilah yang membuatku khawatir, khawatir jika Cinta merasa terganggu dengan adanya balapan liar itu.
Keesokan paginya aku dan beberapa keluarga Cinta berangkat bersama ke Sebuah rumah sakit, aku melihat cinta cukup pucat,dan akupun memberi semangat pada cinta agar dia bisa kuat dan melalui operasi ini dengan lancar. Sesampainya di rumah sakit, aku segera keruangan Dokter dan bertanya agar Cinta segera di operasihari itupun operasi di lakukan,aku melihat Cinta cukup kesakitan,aku sedih melihatnya,tapi aku harus kuat melihat semua itu. Tak henti-hentinya aku berdoa,agar operasi berjalan lancar.
Beberapa jam kemudian operasi pun selesai,aku bersyukur karena operasi itu berjalan lancar. Aku sudah tidak sabar untuk melihat keadaan Cinta. Lalu tahu-tahu dia membuka matanya. Dia menatap persis kepadaku,aku melongo memandanginya. Tidah tahu harus berbuat apa. Kufikir aku harus memanggil keluarga Cinta,tapi aku tidak bisa bergerak. Seolah-olah Cinta ingin aku malakukan sesuatu, atau mengatakan sesuatu, dan aku tidak tahu apa maunya.
“Tak apa.”kataku.
Cita terus menerus memandangiku. Lalu,sekoyong-koyong, dia tersenyum.bukan hanya tersenyum malah. Dia nyengir. Cengiran lebar dari kuping ke kuping. Dia kelihatan sangat senang,sampai-sampai aku jadi balas tersenyum,tanpa menyadarinya.
Kemudian kedua matanya terpejam dan tubuhnya kembal relaks.
Aku masih tetap duduk di kursi rumah sakit yang terbuat dari plastik hitam itu,di samping tempat tidur Cinta. Aku tahu seharusnya aku keluar memanggil keluarga cinta atau perawat atau siapa saja, tapi aku tidak melakukannya. Aku hanya duduk di situ, diam dan dekat di sampingnya,sampai mereka semua datang kembali.
Aku bertanya-tanya apakah Cinta dalam kedaan koma atau hanya tertidur. Mungkin koma,pikirku.kita tidak bisa mendengar suara orang lain ketika tidur,kan? Kira-kira apa yang terjadi kalau aku mengguncang-guncangkan tubuhnya dan berteriak sekeras mungkin,”Bangun!”?
Mungkin Cinta akan membuka matanya,munkin juga tidak.
Aku duduk di kursi itu, tapi tidak menggenggam tangannya, aku merasa sangat bodoh duduk di situ. Memang, mestinya aku tidak merasa begitu, tapi mau bagaimana lagi? Aku sangat penasaran apakah dia bisa melihat kami, atau mendengar suara kami. Kalau ya,aku berani bertaruh dia pasti akan menertawaiku.
__________^_^__________
Cinta meninggal pas 2 tahun setelah operasi itu. Cinta meninggal di rumah sakit dengan tenang dalam tidurnya. Dia sama sekali tidak merasakan sakit.
Cinta dimakamkan hari ini. Aku dan keluargaku ikut hadir. Aku belum pernah mengikuti pemakaman, jadi aku sangat tidak tahu apa yang harus aku lakukan di sana. Kubayangkan semua orang menangis dan berpakaian hitam. Cinta sangat suka sekali dengan warna itu.
__________^_^__________
Aku tidak bisa tidur lama sejak meninggalnya Cinta. Aku merasa sangat lelah,tapi aku tidak tidur.aku tetap terjaga dan memasang telinga. Aku mendengarkan suara-suara yang ditimbulkan oleh atap rumah. Aku mendengarkan suara tik-tik-tik hujan yang jatuh di atas atap. Aku memandangi bayangan-bayangan yang sudah sangat ku kenal dan mencoba mengingat-ingat benda-benda apa sajakah itu. Larut malam sekali, lalu sesuatu di dalam diriku serasa mengendur relaks,dan aku memejamkan mata,akupun tertidur.
Keesokan harinya aku tidak bangun dari tempat tidur. Aku hanya menangis dan menangis mengingat Cinta. Aku tidak bangun. Cuaca di luar sangat kelabu, dingin dan berhujan. Aku merasa aneh, berat, dan seperti benar-benar tidak sadar. Tulang-tulangku terasa sakit.
Aku bisa mengerti kalau semua manusia akan mati. Tidak ada orang yang mau hidup selama-lamanya. Aku pernah baca buku tentang orang-orang yang hidup abadi dan mreka tidak terlalu senang. Mereka bosan, lalu menjadi tua, kesepian, dan sedih. Selain itu ada masalah-masalah lain yang bersifat praktis.
Aku bisa mengerti semua itu.
Tapi aku tidak mengerti mengapa Cinta secepat itu harus mati???????
INI SEMUA TIDAK ADIL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar